Mimpi memang selalu menghibur, menakutkan, menyedihkan atau biasa saja. Begitu juga ketika saya bermimpi tentangmu di siang bolong. Ya, saya memimpikan kau di siang bolong. Aku bermimpi setelah kira-kira beberapa hari saya memberimu pertanyaan via Facebook, “Biasa tidak mengamalkan ilmunya?” Mimpi itu hadir menemani tidur siangku. Mimpi yang membuatku sedih.
Apakah mimpi perihal saya pun hadir dalam tidurmu? Aku mengharapkan itu terjadi pada tidurmu walau hanya satu kali dalam hidupmu.
Waktu seakan terulang kembali jika sudah masuk dalam dunia mimpi. Aku bermimpi mengenai kita yang terkumpul kembali dalam dunia sekolah. Namun dunia sekolah yang berbeda. Dalam memimpikan dirimu, saya memendam rasa padamu. Teringat kembali reaksi perasaanku waktu masih sekolah dulu. Ya, ada bisikan perasaan khusus padamu waktu masih sekolah walau kau pun tidak tahu.
Mimpi bersamamu itu bermain diantara tiga daerah sekaligus. Ibaratnya kita sedang bermain teknik hilang-hilangan yang begitu cepat berganti tempat. Memang sungguh aneh. Namun, saya sering bermimpi ibarat itu. Sesaat saya berada dalam rumah namun secepat kilat berada di dalam sekolah. Biasanya ibarat itu. Khususnya ketika memimpikan dirimu di siang bolong.
Kamu bermain bersamaku di dalam rumahku. Sesaat berubah di dalam lingkunganku. Kemudian kembali ke sekolah. Namun perasaan yang saya rasakan yakni kesedihan. Karena mimpi itu mengisahkan detik-detik perpisahaan perjumpaan. Perpisahaan yang membuatku tidak akan bertemu kau kembali selamanya. Aku merasaakan kesedihan hingga membuat ragaku tidak berdaya, lemas.
Aku mencegahmu, “Aku tidak mau berpisah denganmu.” Kira-kira itu yang saya sampaikan padamu dalam mimpi atau sekedar ucapan bisikan hatiku ketika menjelang perpisahan. Intinya, saya tidak mau berpisah denganmu. Kamu wanita spesial di hatiku. Aku duka berpisah.
Aku pun terbangun sambil mengenang-ngenang. Aku berpikir untuk mengabaikannya. Namun tidak bisa. Aku memanfaatkan keadaan ini untuk mencari calon pendamping hidup. Lalu saya pun mengungkapkan va inbok Facebook, “Siang bolong kok saya memimpikan kamu. Barangkali ini sebagai tanda bahwa kau akan ke rumahku.” Maksudnya yakni menjadi istriku.
Asal kau tahu. Aku ingin kisah sedikit mengenai perasaanku dulu waktu masih sekolah. Entah, perasaan apa yang saya rasakan? Aku memiliki bisikan rasa khusus padamu namun saya tidak mendengarkan serius perihal bisikan itu. Ibaratnya, tentangmu yakni bunyi hati yang lemah. Aku tidak mengindahkannya alasannya saya masih dalam aksi perasaan. Juga, saya dalam keadaan tidak berdaya.
Saat kita masih kelas satu SMA, kau selalu dihantui oleh sosok seorang pria yang sering mengganggu kamu. Dia selalu membuat ulah yang ibarat sedang menganiaya kamu. Ada perasaan ingin membela kamu. Kasihan melihat kondisimu yang ibarat itu. Namun jika saya membela kamu, apa kesudahannya teman-teman di kelas? Nanti kau lebih terbebani lagi alasannya kau dicintai oleh saya :-)
Kita pun berpisah ketika kelas dua dan kelas tiga. Nyaris tidak mendengar lagi bisikan tentangmu. Seakan hanyut namamu dalam hatiku.
Aku mencicipi kembali kebangkitan bisikan perasaan ketika kau berkembang menjadi manis dan berwibawa di hari-hari penyambutan perpisahan sekolah. Waktu itu kau memakai kacamata. Bukan alasannya kacamatanya. Namun alasannya reaksi perasaan khusus padamu yang kembali muncul. Kira-kira begitu. Yang jelas, ada perasaan yang berbeda ketika memandangmu. Aku sempat berkata di depanmu, “Wih... Kamu cantik!”
Akan tetapi, lagi-lagi tidak hingga menindaklanjuti perasaanku padamu. Aku rasa, waktu yang percuma alasannya kita sedang menjalani hari-hari kelulusan. Juga, saya sadar diri. Aku bukan seorang pria yang cendekia bergaul apalagi bercinta. Di samping itu, saya melihat kau bersama pria lain yang membuatku memiliki perasaan ibarat cemburu. Biarkan saya menikmati sendiri perasaanku padamu.
Kita dipertemukan kembali di kampus yang sama, di angkatan yang sama, di fakultas yang sama, dan di waktu lulus kuliah yang sama. Namun saya hanya menyambutmu hangat ketika berjumpa di jalan dan kau pun menyambutku dengan lisan dingin. Aku tidak ada reaksi perasaan ibarat perasaan waktu sekolah. Entahlah. Aku sempat berpikir, “Apakah ia sudah putus cinta dengan pria tetangga desaku?”
Aku tidak menyangka, ternyata sekarang memiliki perasaan cinta padamu dengan keseriusan hati. Perasaan khusus padamu ternyata bangun kembali setelah memimpikanmu. Mimpi yang menyedihkan. Ternyata, mimpi yang menyedihkan membuatku tersadar bahwa saya tidak perlu lagi mencari-cari wanita lain untuk menjadi istriku. Bila kau masih sendiri, saya akan terus menantimu hingga ada tanggapan apakah kau jodohku atau bukan.
Andai saya sudah memiliki penghasilan yang mencukupi untuk pergi ke Riau, mungkin sekarang ini saya sudah menemuimu. Tidak peduli kau menolak cintaku atau tidak. Yang jelas, saya tidak mau menyia-nyiakan perasaanku padamu. Kita sudah sama-sama remaja yang membutuhkan pasangan hidup yang legal. Salam untukmu...
Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/
Apakah mimpi perihal saya pun hadir dalam tidurmu? Aku mengharapkan itu terjadi pada tidurmu walau hanya satu kali dalam hidupmu.
Waktu seakan terulang kembali jika sudah masuk dalam dunia mimpi. Aku bermimpi mengenai kita yang terkumpul kembali dalam dunia sekolah. Namun dunia sekolah yang berbeda. Dalam memimpikan dirimu, saya memendam rasa padamu. Teringat kembali reaksi perasaanku waktu masih sekolah dulu. Ya, ada bisikan perasaan khusus padamu waktu masih sekolah walau kau pun tidak tahu.
Mimpi bersamamu itu bermain diantara tiga daerah sekaligus. Ibaratnya kita sedang bermain teknik hilang-hilangan yang begitu cepat berganti tempat. Memang sungguh aneh. Namun, saya sering bermimpi ibarat itu. Sesaat saya berada dalam rumah namun secepat kilat berada di dalam sekolah. Biasanya ibarat itu. Khususnya ketika memimpikan dirimu di siang bolong.
Kamu bermain bersamaku di dalam rumahku. Sesaat berubah di dalam lingkunganku. Kemudian kembali ke sekolah. Namun perasaan yang saya rasakan yakni kesedihan. Karena mimpi itu mengisahkan detik-detik perpisahaan perjumpaan. Perpisahaan yang membuatku tidak akan bertemu kau kembali selamanya. Aku merasaakan kesedihan hingga membuat ragaku tidak berdaya, lemas.
Aku mencegahmu, “Aku tidak mau berpisah denganmu.” Kira-kira itu yang saya sampaikan padamu dalam mimpi atau sekedar ucapan bisikan hatiku ketika menjelang perpisahan. Intinya, saya tidak mau berpisah denganmu. Kamu wanita spesial di hatiku. Aku duka berpisah.
Aku pun terbangun sambil mengenang-ngenang. Aku berpikir untuk mengabaikannya. Namun tidak bisa. Aku memanfaatkan keadaan ini untuk mencari calon pendamping hidup. Lalu saya pun mengungkapkan va inbok Facebook, “Siang bolong kok saya memimpikan kamu. Barangkali ini sebagai tanda bahwa kau akan ke rumahku.” Maksudnya yakni menjadi istriku.
Asal kau tahu. Aku ingin kisah sedikit mengenai perasaanku dulu waktu masih sekolah. Entah, perasaan apa yang saya rasakan? Aku memiliki bisikan rasa khusus padamu namun saya tidak mendengarkan serius perihal bisikan itu. Ibaratnya, tentangmu yakni bunyi hati yang lemah. Aku tidak mengindahkannya alasannya saya masih dalam aksi perasaan. Juga, saya dalam keadaan tidak berdaya.
Saat kita masih kelas satu SMA, kau selalu dihantui oleh sosok seorang pria yang sering mengganggu kamu. Dia selalu membuat ulah yang ibarat sedang menganiaya kamu. Ada perasaan ingin membela kamu. Kasihan melihat kondisimu yang ibarat itu. Namun jika saya membela kamu, apa kesudahannya teman-teman di kelas? Nanti kau lebih terbebani lagi alasannya kau dicintai oleh saya :-)
Kita pun berpisah ketika kelas dua dan kelas tiga. Nyaris tidak mendengar lagi bisikan tentangmu. Seakan hanyut namamu dalam hatiku.
Aku mencicipi kembali kebangkitan bisikan perasaan ketika kau berkembang menjadi manis dan berwibawa di hari-hari penyambutan perpisahan sekolah. Waktu itu kau memakai kacamata. Bukan alasannya kacamatanya. Namun alasannya reaksi perasaan khusus padamu yang kembali muncul. Kira-kira begitu. Yang jelas, ada perasaan yang berbeda ketika memandangmu. Aku sempat berkata di depanmu, “Wih... Kamu cantik!”
Akan tetapi, lagi-lagi tidak hingga menindaklanjuti perasaanku padamu. Aku rasa, waktu yang percuma alasannya kita sedang menjalani hari-hari kelulusan. Juga, saya sadar diri. Aku bukan seorang pria yang cendekia bergaul apalagi bercinta. Di samping itu, saya melihat kau bersama pria lain yang membuatku memiliki perasaan ibarat cemburu. Biarkan saya menikmati sendiri perasaanku padamu.
Kita dipertemukan kembali di kampus yang sama, di angkatan yang sama, di fakultas yang sama, dan di waktu lulus kuliah yang sama. Namun saya hanya menyambutmu hangat ketika berjumpa di jalan dan kau pun menyambutku dengan lisan dingin. Aku tidak ada reaksi perasaan ibarat perasaan waktu sekolah. Entahlah. Aku sempat berpikir, “Apakah ia sudah putus cinta dengan pria tetangga desaku?”
Aku tidak menyangka, ternyata sekarang memiliki perasaan cinta padamu dengan keseriusan hati. Perasaan khusus padamu ternyata bangun kembali setelah memimpikanmu. Mimpi yang menyedihkan. Ternyata, mimpi yang menyedihkan membuatku tersadar bahwa saya tidak perlu lagi mencari-cari wanita lain untuk menjadi istriku. Bila kau masih sendiri, saya akan terus menantimu hingga ada tanggapan apakah kau jodohku atau bukan.
Andai saya sudah memiliki penghasilan yang mencukupi untuk pergi ke Riau, mungkin sekarang ini saya sudah menemuimu. Tidak peduli kau menolak cintaku atau tidak. Yang jelas, saya tidak mau menyia-nyiakan perasaanku padamu. Kita sudah sama-sama remaja yang membutuhkan pasangan hidup yang legal. Salam untukmu...
Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/