Banyak orang yang mengharapkan menerima cinta sejati. Sampai sering bergonta-ganti pasangan dengan alasan bukan cinta sejatinya. Lalu, pertanyaan yang harus dijawab untuk menerima cinta sejati adalah, sudah paham kah makna cinta sejati?
Anda jangan mencari sesuatu yang belum anda ketahui apa yang dicari. Anda mencari buah kembar tetapi belum tahu apa makna buah kembar. Sehingga dari ujung hingga ke ujung lagi anda tidak akan menemukan buah kembar. Bila ingin menerima buah kembar maka perlu diketahui ciri-ciri buah kembar. Bila sudah tahu tahu maka silahkan mencari sesuai ciri-ciri.
Begitu juga ingin mencari cinta sejati maka perlu diketahui dahulu makna cinta sejati. Sejati sendiri artinya yakni yang sesungguhnya, murni, benar-benar tanpa ada maksud yang lain, dan makna lainnya. Bila manyangkut cinta sejati maka artinya yakni cinta yang sesungguhnya, cinta yang murni, cinta yang suci dan lainya.
Memang cinta sejati ada tingkatannya. Ada tingkatan dunia dan ada tingkatan akhirat. Bila cinta sejati tingkat dunia maka kesungguhan cintanya hanya untuk seorang yang dicintainya tanpa dikaitkan dengan nilai keakhiratan. Bila cinta sejati tingkat darul abadi maka kesungguhan cintanya pada seseorang semata-mata alasannya dengan nilai keakhiratan.
Berikut penjelasannya mengenai cinta sejati berdasarkan tingkatannya.
1. Cinta sejati tingkat dunia
Memang pada tingkatan dunia, insan mampu meraih cinta sejati. Bahkan penjahat kelas kakap sekalipun mampu mencintai kekasih dengan sepenuh hati tanpa menyakiti. Karena mampu jadi kejahatan yang ia lakukan hanya berlaku untuk insan yang dianggap lawan atau mangsa perlawanan. Namun jika problem keluarga, mampu jadi penjahat itu mampu menjadi orang yang paling bijaksana dalam berkeluarga melebihi orang yang baik. Inilah cinta sejati seorang penjahat.
Namun, bila ditelusuri cinta sejati si penjahat, mampu jadi cintanya sebatas derajat dunia. Karena penjahat tidak mengenal agama. Sehingga apa yang dilakukannya untuk keluarga hanya sebatas dukungan kebaikan semata tanpa ada kaitannya untuk kepentingan akhirat. Memberikan kebaikan cinta tidak untuk ibadah pada Tuhan.
Bisa jadi pada derajat ini, kebaikan cinta yang diberikan belum tentu dikatakan benar. Misal, suami benar-benar mencintai istri apa adanya. Intinya suami memiliki cinta sejati pada istrinya. Namun dalam kenyataan, si suami melaksanakan korupsi dan diberikan hasil korupsinya untuk si istrinya atas dasar cinta. Maka dalam hal ini tidak ada nilai kebenaran dalam memperlihatkan kebaikan cinta.
2. Cinta sejati derajat akhirat
Dalam kasus ini, maka kebaikan cinta lebih berdasarkan kebenaran. Segala sesuatu sebagai bukti cinta sejati maka akan dibimbing kebenaran yaitu anutan agama. Maka tingkatan ini yakni tingkatan tinggi dalam cinta sejati. Mulai dari memilih calon kekasih hingga berkeluarga maka akan selalu dalam bimbingan kebenaran.
Suami yang akan memperlihatkan nafkah spesial kepada istri sebagai bukti kesejatian cintanya, maka akan memperhatikan kebenaran nafkah yang diberikan kepada istri. Bila memang nafkah dianggap halal maka akan diberikan ke istri. Bila memang nafkah yang akan diberikan ternyata haram maka akan ditinggalkannya, tidak untuk dirinya atau istri. Tentunya ini semata-mata memandang Yang Mahakuasa demi mendapat surga akhirat.
Jadi, segala sesuatu kecintaan dirinya pada kekasih akan disangkutpautkan dengan nilai keakhiratan. Dalam hal ini yakni melibatkan Yang Mahakuasa dalam cinta sejatinya. Agar cinta sejati yang ada di dalam dirinya tidak tingkat dunia.
Dan memang, cinta sejati bersama-sama harus tertuju pada nilai-nilai keakhiratan. Karena wujud cinta pada kekasih yang sesungguhnya yakni menjaga biar diri kita dan kekasih tidak masuk dalam golongan yang disiksa di akhirat.
***
Sejatinya insan memang sudah dibekali cinta sejati. Hanya saja hawa nafsu dan syetan menutupi cinta sejatinya. Akhirnya yang ada hanya cinta nafsu yang berfokus hanya untuk kepuasan saja.
Seperti halnya anda mencinta orang tua, maka anda mampu mencintai kekasih selayaknya mencintai orang renta anda. Karena cinta sejati tidak hanya memandang siapa yang dicintai tetapi memandang juga bagaimana seharusnya mencintai? Cinta sejati lebih bersifat cinta berdasarkan kebaikan jiwa tanpa imbalan. Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/
Anda jangan mencari sesuatu yang belum anda ketahui apa yang dicari. Anda mencari buah kembar tetapi belum tahu apa makna buah kembar. Sehingga dari ujung hingga ke ujung lagi anda tidak akan menemukan buah kembar. Bila ingin menerima buah kembar maka perlu diketahui ciri-ciri buah kembar. Bila sudah tahu tahu maka silahkan mencari sesuai ciri-ciri.
Begitu juga ingin mencari cinta sejati maka perlu diketahui dahulu makna cinta sejati. Sejati sendiri artinya yakni yang sesungguhnya, murni, benar-benar tanpa ada maksud yang lain, dan makna lainnya. Bila manyangkut cinta sejati maka artinya yakni cinta yang sesungguhnya, cinta yang murni, cinta yang suci dan lainya.
Memang cinta sejati ada tingkatannya. Ada tingkatan dunia dan ada tingkatan akhirat. Bila cinta sejati tingkat dunia maka kesungguhan cintanya hanya untuk seorang yang dicintainya tanpa dikaitkan dengan nilai keakhiratan. Bila cinta sejati tingkat darul abadi maka kesungguhan cintanya pada seseorang semata-mata alasannya dengan nilai keakhiratan.
Berikut penjelasannya mengenai cinta sejati berdasarkan tingkatannya.
1. Cinta sejati tingkat dunia
Memang pada tingkatan dunia, insan mampu meraih cinta sejati. Bahkan penjahat kelas kakap sekalipun mampu mencintai kekasih dengan sepenuh hati tanpa menyakiti. Karena mampu jadi kejahatan yang ia lakukan hanya berlaku untuk insan yang dianggap lawan atau mangsa perlawanan. Namun jika problem keluarga, mampu jadi penjahat itu mampu menjadi orang yang paling bijaksana dalam berkeluarga melebihi orang yang baik. Inilah cinta sejati seorang penjahat.
Namun, bila ditelusuri cinta sejati si penjahat, mampu jadi cintanya sebatas derajat dunia. Karena penjahat tidak mengenal agama. Sehingga apa yang dilakukannya untuk keluarga hanya sebatas dukungan kebaikan semata tanpa ada kaitannya untuk kepentingan akhirat. Memberikan kebaikan cinta tidak untuk ibadah pada Tuhan.
Bisa jadi pada derajat ini, kebaikan cinta yang diberikan belum tentu dikatakan benar. Misal, suami benar-benar mencintai istri apa adanya. Intinya suami memiliki cinta sejati pada istrinya. Namun dalam kenyataan, si suami melaksanakan korupsi dan diberikan hasil korupsinya untuk si istrinya atas dasar cinta. Maka dalam hal ini tidak ada nilai kebenaran dalam memperlihatkan kebaikan cinta.
2. Cinta sejati derajat akhirat
Dalam kasus ini, maka kebaikan cinta lebih berdasarkan kebenaran. Segala sesuatu sebagai bukti cinta sejati maka akan dibimbing kebenaran yaitu anutan agama. Maka tingkatan ini yakni tingkatan tinggi dalam cinta sejati. Mulai dari memilih calon kekasih hingga berkeluarga maka akan selalu dalam bimbingan kebenaran.
Suami yang akan memperlihatkan nafkah spesial kepada istri sebagai bukti kesejatian cintanya, maka akan memperhatikan kebenaran nafkah yang diberikan kepada istri. Bila memang nafkah dianggap halal maka akan diberikan ke istri. Bila memang nafkah yang akan diberikan ternyata haram maka akan ditinggalkannya, tidak untuk dirinya atau istri. Tentunya ini semata-mata memandang Yang Mahakuasa demi mendapat surga akhirat.
Jadi, segala sesuatu kecintaan dirinya pada kekasih akan disangkutpautkan dengan nilai keakhiratan. Dalam hal ini yakni melibatkan Yang Mahakuasa dalam cinta sejatinya. Agar cinta sejati yang ada di dalam dirinya tidak tingkat dunia.
Dan memang, cinta sejati bersama-sama harus tertuju pada nilai-nilai keakhiratan. Karena wujud cinta pada kekasih yang sesungguhnya yakni menjaga biar diri kita dan kekasih tidak masuk dalam golongan yang disiksa di akhirat.
***
Sejatinya insan memang sudah dibekali cinta sejati. Hanya saja hawa nafsu dan syetan menutupi cinta sejatinya. Akhirnya yang ada hanya cinta nafsu yang berfokus hanya untuk kepuasan saja.
Seperti halnya anda mencinta orang tua, maka anda mampu mencintai kekasih selayaknya mencintai orang renta anda. Karena cinta sejati tidak hanya memandang siapa yang dicintai tetapi memandang juga bagaimana seharusnya mencintai? Cinta sejati lebih bersifat cinta berdasarkan kebaikan jiwa tanpa imbalan. Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/