Apa sih maksud cinta islami? Bukankah cinta yaitu kesucian dan kesucian termasuk dalam unsur islami? Secara pengertian yang sudah berkembang, cinta islami yaitu mencari pasangan alias kekasih dengan dasar-dasar syareat hingga menuju ijab-qobul.
Ada pemahaman cinta islami alasannya yaitu ada kasus mengenai cinta yang sudah diperlakukan dengan cara yang tidak islami. Memenuhi kebutuhan cinta pada sang target dengan cara pacaran. Ini secara Islam perlu dibenarkan sehingga memunculkan pemahaman cinta islami. Artinya, pribadi menikah untuk berproses saling mencintai. Bukan pribadi mencintai untuk berproses saling menikahi.
Cinta islami bahu-membahu sederhana. Tidak perlu banyak menulis yang bermacam-macam. Namun demi untuk membuka aliran mengenai pentingnya cinta secara islami maka perlu penjelasan.
Cinta islami yaitu mencari pasangan dengan jalur ta’aruf, saling memperkenalkan keluarganya dan menikah. Dalam ta’aruf, tidak dianjurkan untuk berlama-lama ta’aruf hingga keasyikan jalan-jalan dan banyak sekali macam. Tentu bila kasusnya mengarah pada tanda-tanda pacaran maka ini bukan lagi islami. Ta’aruf dalam batas syariat yang perlu diperhatikan. Sederhana saja arti cinta islami.
Ada seorang ustad berta’aruf dengan seorang gadis. Bahasanya si bagus, ta’aruf. Karena dianggap ta’aruf menurut pengecap orang yang sedang kasmaran, maka orang renta mengijinkan anaknya jalan berduaan dengan sang ustad. Orang renta meyakini jikalau sang ustad tidak akan berbuat macam-macam. Ujung-ujungnya si gadis telat tiga bulan :-) Mengerti kan maksudnya?
Syetan tidak melihat siapa orang yang dimaksud, entah ustad, kiai atau pejabat. Yang syetan lihat yaitu perihal sikap orang sekarang ini, perihal syareat atau maksiat. Bila ta’aruf namun dalam kenyataan mengarah pada ta’aruf kemaksiatan maka sudah menjadi santapan syetan untuk menarik hati orang pacaran hingga ke liang zina.
Untuk itu perlu memahami cinta islami dengan benar. Tidak perlu banyak teori. Langsung praktek. Namun tidak jarang proses cinta islami dilakukan dengan cara kaku. Sering justru melanggar hak orang lain secara unsur kemanusiaan.
Berikut yang penting dilakukan seseorang dalam meraih cinta islami yang fleksibel dan diterima:
1. Mengetahui status sang bakal calon
Ini periode pacaran. Walau sebagian orang tidak menyetujui perihal pacaran namun banyak orang yang menyukai perihal pacaran. Sehingga bila anda ingin melamar seorang, alangkah baiknya menanyakan hal ini terlebih dahulu.
Ada dua sikap yang perlu dilakukan yaitu mundur atau maju. Ya, dua sikap walau niat anda ingin melaksanakan secara islami.
Bila memang seorang yang anda incar sudah memiliki pacar, maka jangan memaksanya semoga mau memperlihatkan kesempatan kepada anda untuk proses ta’aruf. Kecuali bila memang ia memiliki keraguan terhadap pacarnya dan menginginkan seseorang yang lebih baik lagi. Anda mampu maju bila ia ragu terhadap pacarnya.
Bila memang seseorang tidak punya pacar, maka ini kesempatan emas untuk mendatangi orang tuanya semoga diterima proses ta’arufnya. Anda mampu menanyakan mengenai niat anda yang ingin berta’aruf dengannya dan keluarganya. Bila memang memperlihatkan kesempatan untuk datang, ini langkah yang sempurna untuk proses lebih dalam menggapai cinta islami.
2. Sedikit obrolan mengenai hal-hal yang penting
Anda mampu saja menaksir seorang sobat lama yang berada di kawasan yang jauh. Kebetulan anda belum tahu rumahnya. Anda hanya tahu daerahnya. Maka anda mampu mendalami isu dengan sang target. Bicarakan saja dengan pembicaraan yang wajar sesuai niat ingin melamar. Karena bila tidak tahu persis rumahnya maka akan galau mencarinya.
Bisa saja anda melaksanakan obrolan mengenai kuliah dan pekerjaan. Tingkat berapa, semester berapa, kerja apa dan lainnya. Hal ini bertujuan sebagai awal membuat perencanaan ke depan setelah diterima lamarannya. Karena bila anda mengetahui kuliahnya, pekerjaannya, dan kesibukan lainya maka anda sudah punya gambaran.
Intinya, membuat obrolan yang kepentingannya sebagai kesiapan anda mendatangi sang target untuk berta’aruf. Rencana berta’aruf saja perlu kesiapan apalagi menjalani proses ta’atuf.
Banyak orang yang gagal dalam proses ta’aruf alasannya yaitu memang belum ada gambaran awal mengenai sang target.
Namun berbeda bila sang target yaitu tetangga sebelah atau masih kerabat erat atau agak dekat. Intinya yang sudah saling kenal, baik bersama sang target atau sesama orang tua. Maka bila kasusnya ibarat ini, boleh-boleh saja pribadi ke proses pinangan tanpa obrolan terlebih dahulu.
3. Jalani proses ta’aruf dengan lebih dalam yang melibatkan keluarga sang target
Sering ketika sudah terjalin ikatan tunangan alias proses ta’aruf, lupa lagi mengenai hakekat ta’aruf secara islami untuk meraih cinta islami. Bisa jadi banyak yang hanya memanfaatkan jalur ta’aruf sebagai jalur resmi semoga tidak mudah direbut orang lain. Setelah diterima, maka proses ta’aruf kembali ke jalan pacaran ibarat jalan berduaan. Tidak sah lagi cinta islami ibarat ini.
Untuk itu, dalam proses ini selalu melibatkan keluarga, baik orang renta atau saudara kandung. Bila memang mau membeli sesuatu bersama sang calon, misal mas kawin atau keperluan ijab kabul lainnya maka mampu melibatkan keluarga sebagai pendamping dari si calon.
Tentunya, berbicara lewat Hp, banyak SMS-an, Facebook-an yang hanya melibatkan kedua pasangan maka lebih baik untuk dikurangi dan benar-benar harus serius mengurangi. Karena ini sudah dalam jalur dua-duaan. Orang renta atau saudara kandung tidak tahu kan mengenai pembicaraannya?
Memang terlihat kaku. Namun ada jalan yang lebih bermakna. Dan ini cukup memperlihatkan efek kecocokan untuk menikah namun tidak membuat nafsu menjadi bangkit. Yaitu saling memperlihatkan goresan pena yang bermanfaat dan dikirim lewat Facebook atau SMS. Kalimat yang tidak mengajak untuk berkomunikasi. Tulisan yang dimaksud yaitu perihal prosek ke depan mengenai keluarga. Hal ini penting!
Dengan cara ibarat di atas, maka akan lebih mudah meraih cinta islami secara fleksibel. Semoga bermanfaat!
Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/
Ada pemahaman cinta islami alasannya yaitu ada kasus mengenai cinta yang sudah diperlakukan dengan cara yang tidak islami. Memenuhi kebutuhan cinta pada sang target dengan cara pacaran. Ini secara Islam perlu dibenarkan sehingga memunculkan pemahaman cinta islami. Artinya, pribadi menikah untuk berproses saling mencintai. Bukan pribadi mencintai untuk berproses saling menikahi.
Cinta islami bahu-membahu sederhana. Tidak perlu banyak menulis yang bermacam-macam. Namun demi untuk membuka aliran mengenai pentingnya cinta secara islami maka perlu penjelasan.
Cinta islami yaitu mencari pasangan dengan jalur ta’aruf, saling memperkenalkan keluarganya dan menikah. Dalam ta’aruf, tidak dianjurkan untuk berlama-lama ta’aruf hingga keasyikan jalan-jalan dan banyak sekali macam. Tentu bila kasusnya mengarah pada tanda-tanda pacaran maka ini bukan lagi islami. Ta’aruf dalam batas syariat yang perlu diperhatikan. Sederhana saja arti cinta islami.
Ada seorang ustad berta’aruf dengan seorang gadis. Bahasanya si bagus, ta’aruf. Karena dianggap ta’aruf menurut pengecap orang yang sedang kasmaran, maka orang renta mengijinkan anaknya jalan berduaan dengan sang ustad. Orang renta meyakini jikalau sang ustad tidak akan berbuat macam-macam. Ujung-ujungnya si gadis telat tiga bulan :-) Mengerti kan maksudnya?
Syetan tidak melihat siapa orang yang dimaksud, entah ustad, kiai atau pejabat. Yang syetan lihat yaitu perihal sikap orang sekarang ini, perihal syareat atau maksiat. Bila ta’aruf namun dalam kenyataan mengarah pada ta’aruf kemaksiatan maka sudah menjadi santapan syetan untuk menarik hati orang pacaran hingga ke liang zina.
Untuk itu perlu memahami cinta islami dengan benar. Tidak perlu banyak teori. Langsung praktek. Namun tidak jarang proses cinta islami dilakukan dengan cara kaku. Sering justru melanggar hak orang lain secara unsur kemanusiaan.
Berikut yang penting dilakukan seseorang dalam meraih cinta islami yang fleksibel dan diterima:
1. Mengetahui status sang bakal calon
Ini periode pacaran. Walau sebagian orang tidak menyetujui perihal pacaran namun banyak orang yang menyukai perihal pacaran. Sehingga bila anda ingin melamar seorang, alangkah baiknya menanyakan hal ini terlebih dahulu.
Ada dua sikap yang perlu dilakukan yaitu mundur atau maju. Ya, dua sikap walau niat anda ingin melaksanakan secara islami.
Bila memang seorang yang anda incar sudah memiliki pacar, maka jangan memaksanya semoga mau memperlihatkan kesempatan kepada anda untuk proses ta’aruf. Kecuali bila memang ia memiliki keraguan terhadap pacarnya dan menginginkan seseorang yang lebih baik lagi. Anda mampu maju bila ia ragu terhadap pacarnya.
Bila memang seseorang tidak punya pacar, maka ini kesempatan emas untuk mendatangi orang tuanya semoga diterima proses ta’arufnya. Anda mampu menanyakan mengenai niat anda yang ingin berta’aruf dengannya dan keluarganya. Bila memang memperlihatkan kesempatan untuk datang, ini langkah yang sempurna untuk proses lebih dalam menggapai cinta islami.
2. Sedikit obrolan mengenai hal-hal yang penting
Anda mampu saja menaksir seorang sobat lama yang berada di kawasan yang jauh. Kebetulan anda belum tahu rumahnya. Anda hanya tahu daerahnya. Maka anda mampu mendalami isu dengan sang target. Bicarakan saja dengan pembicaraan yang wajar sesuai niat ingin melamar. Karena bila tidak tahu persis rumahnya maka akan galau mencarinya.
Bisa saja anda melaksanakan obrolan mengenai kuliah dan pekerjaan. Tingkat berapa, semester berapa, kerja apa dan lainnya. Hal ini bertujuan sebagai awal membuat perencanaan ke depan setelah diterima lamarannya. Karena bila anda mengetahui kuliahnya, pekerjaannya, dan kesibukan lainya maka anda sudah punya gambaran.
Intinya, membuat obrolan yang kepentingannya sebagai kesiapan anda mendatangi sang target untuk berta’aruf. Rencana berta’aruf saja perlu kesiapan apalagi menjalani proses ta’atuf.
Banyak orang yang gagal dalam proses ta’aruf alasannya yaitu memang belum ada gambaran awal mengenai sang target.
Namun berbeda bila sang target yaitu tetangga sebelah atau masih kerabat erat atau agak dekat. Intinya yang sudah saling kenal, baik bersama sang target atau sesama orang tua. Maka bila kasusnya ibarat ini, boleh-boleh saja pribadi ke proses pinangan tanpa obrolan terlebih dahulu.
3. Jalani proses ta’aruf dengan lebih dalam yang melibatkan keluarga sang target
Sering ketika sudah terjalin ikatan tunangan alias proses ta’aruf, lupa lagi mengenai hakekat ta’aruf secara islami untuk meraih cinta islami. Bisa jadi banyak yang hanya memanfaatkan jalur ta’aruf sebagai jalur resmi semoga tidak mudah direbut orang lain. Setelah diterima, maka proses ta’aruf kembali ke jalan pacaran ibarat jalan berduaan. Tidak sah lagi cinta islami ibarat ini.
Untuk itu, dalam proses ini selalu melibatkan keluarga, baik orang renta atau saudara kandung. Bila memang mau membeli sesuatu bersama sang calon, misal mas kawin atau keperluan ijab kabul lainnya maka mampu melibatkan keluarga sebagai pendamping dari si calon.
Tentunya, berbicara lewat Hp, banyak SMS-an, Facebook-an yang hanya melibatkan kedua pasangan maka lebih baik untuk dikurangi dan benar-benar harus serius mengurangi. Karena ini sudah dalam jalur dua-duaan. Orang renta atau saudara kandung tidak tahu kan mengenai pembicaraannya?
Memang terlihat kaku. Namun ada jalan yang lebih bermakna. Dan ini cukup memperlihatkan efek kecocokan untuk menikah namun tidak membuat nafsu menjadi bangkit. Yaitu saling memperlihatkan goresan pena yang bermanfaat dan dikirim lewat Facebook atau SMS. Kalimat yang tidak mengajak untuk berkomunikasi. Tulisan yang dimaksud yaitu perihal prosek ke depan mengenai keluarga. Hal ini penting!
Dengan cara ibarat di atas, maka akan lebih mudah meraih cinta islami secara fleksibel. Semoga bermanfaat!
Sumber http://mutiaracintax.blogspot.com/