Cerita Motivasi - Ada empat buah lilin yang menyala dengan terang. Suasana begitu hening sampai terdengarlah percakapan mereka. Lilin pertama berkata, “Aku ialah kedamaian. Tidak ada seorang pun yang bisa menjaga cahayaku di segala kondisi. Aku yakin bahwa saya harus pergi dan saya merasa tidak mempunyai alasan untuk tetap tinggal.” Lilin itu pun memadamkan cahayanya dengan menguranginya secara berangsur – angsur sampai cahayanya benar – benar lenyap.
Lilin kedua berkata, “Aku ialah iman.” Satu hembusan angin pun bertiup dan memadamkan cahayanya secara total.
Ketika gilirannya tiba, dengan duka lilin ketiga berkata, “Aku ialah kasih sayang. Aku tidak mempunyai kemampuan untuk terus ada. Tidak ada lagi seseorang yang mempedulikan aku, sedang orang – orang tidak menghormati nilai – nilaiku dan mereka melupakan kasih sayang orang yang paling bersahabat dengan mereka.”
Tiba – tiba, ada seorang anak kecil masuk ke kamar itu dan menyaksikan apa yang terjadi dengan ketiga lilin itu. Anak kecil itu pun mulai menangis. Saat itulah lilin keempat angkat bicara dan berkata, “Jangan takut, hai anakku. Selama saya masih ada, kita bisa menyalakan kembali tiga lilin itu. Aku ialah harapan.”
Dengan mata yang berseri – seri, anak kecil itu meraih lilin impian dan mulai menyalakan ketiga lilin lainnya.
Sinar impian tidak boleh padam dari kehidupan kita. Dengan itu, insan bisa menjaga iman, kedamaian, dan kasih sayang.
Sesungguhnya perumpamaan optimisme dan impian ialah menyerupai kelemahan dan keputusasaan, yakni : bisa di pelajari. Sumber http://eposlima.blogspot.com
Lilin kedua berkata, “Aku ialah iman.” Satu hembusan angin pun bertiup dan memadamkan cahayanya secara total.
Ketika gilirannya tiba, dengan duka lilin ketiga berkata, “Aku ialah kasih sayang. Aku tidak mempunyai kemampuan untuk terus ada. Tidak ada lagi seseorang yang mempedulikan aku, sedang orang – orang tidak menghormati nilai – nilaiku dan mereka melupakan kasih sayang orang yang paling bersahabat dengan mereka.”
Tiba – tiba, ada seorang anak kecil masuk ke kamar itu dan menyaksikan apa yang terjadi dengan ketiga lilin itu. Anak kecil itu pun mulai menangis. Saat itulah lilin keempat angkat bicara dan berkata, “Jangan takut, hai anakku. Selama saya masih ada, kita bisa menyalakan kembali tiga lilin itu. Aku ialah harapan.”
Dengan mata yang berseri – seri, anak kecil itu meraih lilin impian dan mulai menyalakan ketiga lilin lainnya.
Sinar impian tidak boleh padam dari kehidupan kita. Dengan itu, insan bisa menjaga iman, kedamaian, dan kasih sayang.
Sesungguhnya perumpamaan optimisme dan impian ialah menyerupai kelemahan dan keputusasaan, yakni : bisa di pelajari. Sumber http://eposlima.blogspot.com